Suatu sore saya bertemu dengan salah satu petinggi perusahaan besar China di Indonesia, beliau adalah orang RRC asli dan baru saja bertugas di Indonesia 6 bulan lalu. Dari sekedar ngopi-ngopi sore tersebut saya sempat menanyakan baliau bagaimana dengan kompetensi pekerja Indonesia diperusahaannya. Jawaban beliau jujur menjadi tantangan bagi kita semua, beliau tidak memahami kenapa para tenaga kerja kita bekerja dengan lambat, takut mengambil keputusan dan datang ke kantor seperti tidak memiliki tujuan dan target. Dengan kata lain kompetensinya masih perlu banyak ditingkatkan. Apakah ini adalah budaya di negeri ini atau memang hanya kebetulan karyawan-karyawan ditempat beliau saja yang seperti itu.
Lalu saya mencoba menghubungkan hasil diskusi santai tersebut dengan hasil survey yang diadakan oleh OECD ke orang dewasa di Indonesia. Setiap siklus 10 tahun OECD mengadakan PIAAC (Programme for the International Assessment of Adult Competencies). Ini adalah program penilaian dan analisis keterampilan bagi orang dewasa. Survei utama yang dilakukan sebagai bagian dari PIAAC adalah Survei Keterampilan Orang Dewasa. Survei ini mengukur kemahiran orang dewasa dalam keterampilan pemrosesan informasi utama (literasi, menghitung dan memecahkan masalah) dan mengumpulkan informasi dan data tentang bagaimana orang dewasa menggunakan keterampilan tersebut di rumah, di tempat kerja dan di masyarakat yang lebih luas.
Kompetensi hasil PIAAC, memberikan informasi mengenai keterampilan orang dewasa dalam tiga keterampilan pemrosesan informasi utama:
- literasi, yaitu kemampuan untuk memahami dan menanggapi teks tertulis dengan benar
- berhitung, yaitu kemampuan untuk menggunakan konsep numerik dan matematika
- pemecahan masalah dalam lingkungan yang kaya teknologi – kapasitas untuk mengakses, menafsirkan, dan menganalisis informasi yang ditemukan, diubah, dan dikomunikasikan dalam lingkungan digital.
Enam tingkat kemahiran didefinisikan untuk literasi dan berhitung (Level 1 hingga level 5 plus
di bawah Level 1) dan empat didefinisikan untuk pemecahan masalah di lingkungan yang kaya teknologi (Level 1 hingga 3 ditambah di bawah Level 1).
Survei ini juga menyediakan berbagai informasi tentang penggunaan keterampilan responden di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari & kehidupan mereka, pendidikan, bahasa dan latar belakang sosial, partisipasi dalam pendidikan dan program pelatihan orang dewasa dan di pasar tenaga kerja, dan aspek kesejahteraan lainnya.
Bagaimana Hasil PIAAC Survey di Indonesia ?
Survei Keahlian Orang Dewasa dilakukan di Jakarta (Indonesia) dari 1 April 2014 hingga 31 Maret 2015. Sekitar 7,229 orang dewasa berusia 16-65 disurvei. Penilaian PIAAC ini meliputi literasi, kemampuan berhitung atau numerasi dan kemampuan memecahkan masalah.
- Hanya sedikit orang dewasa di Jakarta yang memiliki tingkat kemahiran membaca dan berhitung yang baik.
- Hanya 1% orang dewasa di Jakarta yang memiliki tingkat literasi yang memadai (Level 4 dan 5). Orang dewasa dengan tingkat literasi level 4 dan 5 dari tes PIAAC, dapat mengintegrasikan, menafsirkan, dan mensintesiskan informasi dari teks yang panjang yang mengandung informasi yang bertentangan atau kondisional. Rata-rata negara-negara yang disurvey mencapai 10.6%.
- Dan hanya 5.4% orang dewasa di Jakarta memiliki tingkat literasi pada level 3, yaitu dapat dapat memahami dan merespons dengan tepat teks padat atau panjang. Rata-rata negara yang disurvey oleh OECD mencapai 35.4%.
- Dalam berhitung, 1,4% orang dewasa di Jakarta mencapai Level 4 atau 5, ini jauh di bawah rata-rata OECD 11,2%. Di Level 4, orang dewasa dapat memahami berbagai informasi matematika yang mungkin rumit, abstrak atau ditemukan di konteks yang tidak dikenal.
- Dalam berhitung, survey di Jakarta 9,1% mencapai Level 3, dibandingkan dengan rata-rata OECD 31,8%. Pada level ini, orang dewasa memiliki pemehaman yang baik mengenai angka dan ruang; dapat mengenali dan bekerja dengan hubungan matematika, pola dan proporsi yang diungkapkan dalam bentuk verbal atau numerik; dan dapat menafsirkan dan melakukan analisis dasar dengan data dan statistik dari teks, tabel, dan grafik.
- Sebagian besar orang dewasa di Jakarta memiliki keterampilan baca, tulis dan berhitung yang buruk.
- 70% orang dewasa di Jakarta hanya memiliki kemampuan memahami informasi dari tulisan pendek dari topik yang sudah dikenal, tapi kesulitan untuk memahami informasi dari tulisan yang lebih panjang dan kompleks.
- 60% orang dewasa di Jakarta hanya dapat menyelesaikan persoalan aritmetika yang membutuhkan satu langkah, tapi kesulitan menyelesaikan perhitungan yang membutuhkan beberapa langkah. Atau dapat melakukan proses sederhana, seperti menghitung, menyortir, melakukan operasi aritmatika dasar.
- Ada kesenjangan yang lebar antara orang dewasa yang paling kompeten dan dengan yang paling tidak kompeten di Jakarta.
- Ketrampilan dan ketidakcocokan dengan bidang studi sangat lazim di kalangan pekerja di Jakarta. 54,6% dipekerjakan di bidang yang berbeda dari yang di mana mereka mendapatkan kualifikasi pendidikannya.
Rendahnya literasi merupakan masalah mendasar yang memiliki dampak sangat luas bagi kemajuan bangsa. Literasi rendah berkontribusi terhadap rendahnya produktivitas bangsa. Ini berujung pada rendahnya pertumbuhan dan akhirnya berdampak terhadap rendahnya tingkat kesejahteraan yang ditandai oleh rendahnya pendapatan per kapita.
Literasi rendah juga berkontribusi secara signifikan terhadap kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan.
Ini menjadi tugas bukan hanya kepada lembaga pendidikan, pemerintah, tapi juga perusahaan swasta dan kita semua, untuk meningkatkan literasi dan kemampuan belajar didunia kerja. Belajar tidak selesai ketika kita menyelesaikan sekolah dan pendidikan. Dan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan atau organisasi tetapi juga menjadi tanggung jawab setiap pribadi.
Sumber : OECD
Literasi Pekerja
Literasi Pekerja