Transformasi Digital dan Covid-19

Melihat kondisi yang terjadi sekarang ini, tentunya wabah virus Corona (Covid-19) menjadi penggerak atau akselerator utama dari transformasi digital yang bergulir demikian kencang saat ini tak hanya di Indonesia tetapi juga global.

Mengutip laporan dari Nokia Deepfield, terjadi lonjakan pada jaringan operator secara global akibat meningkat penggunaan layanan terutama jasa data. Nokia Deepfield melihat terjadi peningkatan trafik sebesar 30-50% (biasanya terjadi di malam hari) selama beberapa minggu terakhir pada wilayah yang terdampak pandemi Covid-19.

Sebagian besar peningkatan terjadi pada layanan video berlangganan (seperti Netflix dan YouTube), di mana trafik Netflix meningkat antara 54-75% pada beberapa kasus.

Selanjutnya terdapat juga pertumbuhan 400% pada gaming, dan kenaikan 300% pada aplikasi teleconference di wilayah Amerika Serikat (seperti Zoom, Skype) dikarenakan semakin banyaknya publik yang menjalankan aturan bekerja dari rumah.

Di Indonesia, beberapa operator seluler mencatat lonjakan trafik komunikasi khususnya layanan broadband atau penggunaan data internet tertinggi semenejak masyarakat dan pelaku industri mulai menjalankan himbauan dari Pemerintah RI untuk beraktivitas dari rumah guna menekan penyebaran pandemi Covid-19.

Pemicunya, tumbuhnya pengguna aplikasi belajar berbasis daring (e-learning) seperti Ruang Guru, aplikasi yang tergabung dalam Paket Ilmupedia, situs e-learning Kampus dan Google Classroom.

Trafik dari pengguna layanan aplikasi penunjang layanan bekerja/meeting conference secara daring seperti Zoom, Microsoft Teams juga melonjak tajam sebesar lebih dari 443%.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga menilai pandemi Covid-19 berhasil mempercepat bahkan memaksa terjadinya transformasi bisnis makanan dan minuman serta aktivitas jual belinya dari tradisional menjadi online lewat prinsip digitalisasi.

Pasar tradisional pun mau tidak mau harus menjalankan tranformasi digital dimana barang dipesan melalui smartphone dan selanjutnya diikuti oleh pengantaran barang, seperti yang dilakukan PD Pasar Jaya dengan mengirimkan pesanan belanjaan memanfaatkan ojek online.

Covid-19 berhasil menuntaskan debat yang selama ini banyak terjadi antara pekerja (terutama milenial) dengan perusahaan tentang konsep Bring Your Own Device (BYOD) dalam bekerja yang selama ini agak sulit dilakukan bagi generasi yang lebih tua.

Hal yang sama juga terjadi di sektor pendidikan. Sejuta alasan tentang e-learning sulit dijalankan, ternyata bisa berjalan dalam kondisi “keterpaksaan” karena Covid-19.

Singkatnya, pandemi Covid-19 telah mengajarkan kepada semua pihak untuk bagaimana beraktivitas secara online.

dikutip dari artikel Doni Ismanto

Share this

Related Posts